Ada yang pernah lihat film The Chronicles of Narnia: Prince of Caspian ?? Dan apakah kalian melihat adegan dimana pasukan Telmarine menyerang benteng para pasukan Narnia dengan Ketapel-Ketapel raksasa secara bertubi-tubi,lalu akhirnya pasukan Narnia maju menyerang melawan pasukan berkuda dan kembali lagi ke benteng karena diserang oleh pasukan lapis kedua dengan tameng dan Tombak,sampai akhirnya Aslan datang dengan sihir-nya memporak-porandakan pasukan Telmarine sampai tidak berdaya.
Oke,anggap cerita di atas adalah perumpamaan (versi gue) untuk pertandingan yang bertajuk Super Sunday Big Match: Liverpool vs Chelsea tadi malam,jika ada perumpamaan versi lain,silahkan.
Sebagian Fans Liverpool maupun Fans Chelsea bisa bilang bahwa Liverpool vs Chelsea adalah pertandingan final liga Inggris,karena jika Liverpool menang,maka kesempatan juara semakin besar dan impian Steven Gerrard menjadi kenyataan,tapi jika kalah,Chelsea pun sudah tak punya kesempatan lagi untuk juara liga Inggris dan memberikan kesempatan bagi Manchester City untuk juara tahun ini,Kans Liverpool menjadi juara pun terancam.
Jose Mourinho,sebagai raja strategi,malam tadi harus kehilangan para sebagian pasukan elit-nya karena cedera dan sebagian lagi dicadangkan karena harus main di semifinal Leg kedua liga Champion melawan Atletico Madrid,dia terpaksa memainkan para pasukan lapis kedua untuk membendung serangan-serangan gila pemain Liverpool,sementara Brendan Rodgers,sang juru taktik,memainkan seluruh pasukan elit-nya ke lapangan,berharap bisa cetak banyak gol seperti lawan Arsenal tempo lalu.
Jutaan pasang mata Fans Liverpool dan Chelsea di seluruh dunia rela untuk menonton pertandingan akbar satu ini,di stadion Anfield sendiri,rela menunda semua acara,membuang ongkos untuk Nobar (karena tidak disiarkan di tivi lokal) dan rela membuang kuota internet untuk Streaming demi melihat permainan kedua tim,banyak Fans Liverpool mengira bahwa tim mereka akan menang telak dan meneruskan tren positif,kemenangan beruntun hingga menuju pintu gelar juara liga Inggris,begitu pula Fans Chelsea yang tim-nya optimis menang di Anfield (termasuk gue) meskipun gelar BPL sudah semakin tertutup bahkan bermain dengan skor imbang pun itu tak menjadi masalah,hanya gue berharap dengan Tony Pulis dan Crystal Palace untuk bisa mengalahkan Manchester City,tapi kenyataannya semua berbeda.
Tak ada Petr Cech yang karena cedera Dislokasi Bahu,Mark Schwarzer menjadi penjaga singgasana (baca: gawang) Chelsea,begitu pula Tanpa John Terry yang cedera dan Gary Cahill yang duduk manis di bangku cadangan,Mourinho menaruh Tomas Kalas dan Branislav Ivanovic menjadi bek tengah,lalu Cesar Azpilicueta di bagian kanan dan Ashley Cole di kiri (koreksi bila gue salah),lalu di Defensive Midfielder ada Nemanja Matic dan John Obi Mikel,lalu Winger ada Frank Lampard,Andre Schurrle dan Mohamed Salah sementara Demba Ba kembali dipercaya mengisi lini depan,lalu di Liverpool sendiri sepertinya semua seperti biasa,hanya tanpa Daniel Sturridge dan Philipe Coutinho di Starting Line Up.
Sepanjang pertandingan,kedua tim bermain cukup agresif,bertahan - counter Attack terus dilakukan sampai terjadi Handball dari bek Liverpool yaitu Jon Flanagan,tapi sayang tidak terlihat sama wasit sampai akhirnya kesalahan fatal dari seorang Steven Gerrard yang membuat Demba Ba akhirnya mencetak gol pertama menjelang babak pertama usai,ini mengingatkan kita saat pertandingan yang sama di tahun 2010,dimana sang kapten juga membuat Blunder dan membuat Didier Drogba bikin gol,lalu Chelsea akhirnya mengangkat Piala liga Inggris.
Di babak pertama ini,gue berterima kasih sama Rumput Anfield yang licin,entah rumputnya yang licin atau sepatu Gerrard yang licin.
Babak kedua,Liverpool terus menyerang secara membabi buta,sementara Chelsea lebih ke bertahan layaknya Benteng Besar yang sulit ditembus,ditambah lagi saat Mourinho memasukkan Gary Cahill,pertahanan Chelsea semakin solid dan di Liverpool sendiri mereka memasukkan Daniel Sturridge dan Iago Aspas supaya bisa membongkar pertahanan Chelsea,tapi nyatanya tidak,semua serangan mereka sia-sia.
Akhirnya Mourinho memasukkan Fernando Torres dan Willian,sementara semua pasukan elite Brendan Rodgers (kecuali kiper) sibuk menyerang,bola sudah menuju Torres yang ditemani Willian dan entah kenapa,Torres justru memberi bola ke Willian meskipun berujung gol,padahal dia sendiri bisa membuat gol dihadapan ribuan Fans Liverpool,entah karena tidak enak sama mantan atau takut bolanya Miss...ya gitu deh.
Jadi Liverpool tadi malam gue ibaratkan seperti Pasukan Elite sebuah kerajaan,lengkap dengan Pedang,Tameng dan Baju Zirah yang tebal,sementara Chelsea ibaratnya sebuah Benteng besar nan kokoh yang pasukannya hanya berbekal Tameng Baja super tebal dan pedang,meskipun pedang-nya tidak dipakai,saat gol pertama,Demba Ba seperti prajurit yang maju sendirian saat musuh terpeleset,lalu menebas pedangnya ke singgasana lawan dan saat gol kedua,saat Liverpool asyik melancarkan serangan,Torres dan Willian maju Ditengah-tengah kerumunan para petarung,kemudian dengan sigap Torres membuat sang penjaga singgasana lengah dan Willian berhasil menebas singgasana tersebut.
Mourinho pernah berkata pasca pertandingan versus West Ham United,bahwa permainan mereka seperti abad ke-19,Full Defense,dan sepertinya Mourinho harus kembali menarik kata-katanya bahwa tim-nya sendiri pun kemarin juga melakukan hal yang sama,membuat benteng super tangguh.
Rodgers adalah mantan murid Mourinho,dan semua ilmu Mourinho diturunkan kepadanya,tapi tetap saja Rodgers belum bisa menemukan titik kelemahan strategi Mou,jika Rodgers bisa menemukannya,dia boleh berselebrasi layaknya Mourinho,dengan menepuk-nepuk dadanya sambil berkata "I'm Liverpool"
Dan wahai Fans Liverpool,berdoalah yang banyak supaya Manchester City terpeleset saat melawan tetangga Merseyside-mu,Everton,jika masih ingin melihat kapten tercinta kalian angkat Piala liga Inggris.
Well,ini akhir dari blog yang panjang ini,karena semua pertandingan tersebut sangatlah menarik,dan pesan gue cuma satu,Jangan suka kepeleset ya.
Terima Kasih.